Selasa, 11 Maret 2014

Asbesitosis


Asbesitosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura atau selaput yang melapisi paru-paru.
Penyebabasbesitosis
·         Seseorang yang terpapar debu asbes dalam jangka panjang rentan terhadap asbestosis.
·         Sebagian serat asbes dapat bersarang di dalam alveoli atau kantung-kantung kecil di dalam paru-paru di mana oksigen ditukar dengan karbon dioksida.
·         Serat asbes akan mengiritasi dan menimbulkan jaringan parut di paru-paru sehingga mengganggu kemampuannya untuk memberikan oksigen ke darah dan seluruh tubuh.
·         Seiring asbestosis bertambah parah, semakin banyak terbentuk jaringan parut pada paru-paru yang membuat organ ini kehilangan fleksibilitas dan kemampuan kontraksinya.
·         Merokok diduga meningkatkan retensi serat asbes di paru-paru dan berpotensi mempercapat memburuknya asbestosis.
Gejala
Efek paparan jangka panjang pada asbes umumnya tidak muncul untuk setidaknya 20 sampai 30 tahun setelah paparan awal.
Tanda dan gejala asbestosis meliputi:
1.      Sesak napas
Gejala utama asbestosis adalah sesak napas. Awalnya, sesak napas terjadi saat melakukan aktivitas fisik.
Namun seiring waktu, dalam keadaan tidak beraktivitas sekalipun penderitanya bisa mengalami sesak napas.
2.       Batuk dan nyeri dada
Gejala lain asbestosis adalah batuk kering yang tidak kunjung sembuh yang disertai nyeri dada.
3.      Deformitas jari
Gejala tingkat lanjut asbestosis terkadang mengakibatkan deformitas jari yang disebut clubbing.Clubbing adalah kondisi dimana ujung jari tampak melebar dan membul

Diagnosis

Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut:
  • Rontgen dada
  • Tes fungsi paru-paru
  • CT scan paru.


Tahap Pencegahan Penyakit
1. Health Promotion
a. Pendidikan kesehatan kepada pekerja
b. Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
c. Perkembangan kejiwaan pekerja yang sehat
d. Penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang sehat
e. Pemeriksaan sebelum bekerja (Effendy, 1997)
2. Specific Protection
a. Penggunaan masker bagi pekerja yang beresiko tinggi dapat mengurangi pemaparan.
b. Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
c. Pengendalian penggunaan asbes di tempat kerja ini adalah metoda yang paling efektif untuk mencegah asbestosis.
d. Ventilasi udara yang cukup di ruang kerja
e. Untuk mengurangi resiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok.
f. Guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali ke rumah masing-masing (Aditama TY, 1992).
3. Early Diagnostic
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
a. terdengar suara ronki keying
b. diikuti dengan keluhan takipnue, dan sianosis
c. dapat terlihat adanya jari tabuh.
d. Pergerakan dada menjadi berkurang
e. pada stadium lanjut dapat ditemukan kor pulmonal dan mungkin gagal jantung

Contoh pekerjaan yang beresiko tinggi terhadap asbestosis diantaranya adalah:

  • Penambang asbes
  • Mekanik pesawat dan mobil
  • Pekerja konstruksi bangunan
  • Teknisi listrik
  • Pekerja galangan kapal
  • Operator boiler
  • Pekerja kereta api

Rokok Shisa


Shisha





Shisha adalah kegiatan menghirup aroma buah-buahan dan tembakau yang dibakar, lalu uapnya dialirkan melalui pipa atau bejana dan dihirup oleh hidung melalui selang. Kegiatan yang berasal dari negeri-negeri di jazirah Arab itu sudah lama dikenal dan banyak dilakukan orang karena bisa menenangkan sekaligus menyenangkan.para peneliti dari Department of Health and the Centre for Tobacco Control menyebutkan bahwa sisha sama berbahayanya dengan merokok karena dapat meningkatkan level karbonmonoksida dalam tubuh. Bahkan, dalam satu sesi kegiatan shisha ditemukan empat hingga lima kali level karbonmonoksida yang lebih banyak dibanding pada rokok yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan tidak sadar.
Mengisap sisha selama 60 menit sama dengan mengisap 100-200 kali asap. Asapnya lebih banyak dari mengisap sebatang rokok. Beberapa penelitian pun dilakukan untuk mengetahui efek negatif sisha pada kesehatan.
Ada dua tipe tembakau shisha yaitu yang disebut mu’assal dan ‘ajami.
Tembakau mu’assal terdiri dari campuran tembakau, buah-buahan dan bahan manisan seperti sirup dari tebu atau madu. Ia juga ditambahkan dengan Glycerin, bumbu dan pewarna yang lain. Tembakau mu’assal ini basah dan bila digunakan akan mengeluarkan bau yang manis dan nyaman seperti bau buah dan dipakai banyak pelanggan
Tembakau ‘ajami hampir selalu tidak rasa, kering dan lebih asli. Sebelum digunakan ia harus dicampur dengan air sehingga ia dapat dicanai atau dibentuk dan harganya lebih mahal.
Cara menggunakannya adalah dengan membakar tembakau shisha itu dengan menempatkan bahan pembakar seperti arang (apakah arang kayu atau arang campuran) karena tembakau shisha ini tidak dapat terbakar dengan sendirinya secara berkelanjutan. Kemudian asap tembakau itu disedut dengan menggunakan selang atau alat penyedot. Tetapi perlu diingat bahwa bila pengguna menyedot asap dari alat shisha ini, dia tidak hanya menyedot asap dari tembakau tetapi juga asap dari arang, yang masing-masing kimia dan beracun yang dihasilkan dari pembakaran tersebut.
Bahaya dan Efek Samping Menghisap Shisha :
  1. Asap sisha berisi senyawa beracun tingkat tinggi, termasuk tar, karbonmonoksida, logam berat, dan bahan kimia penyebab kanker (karsinogen).
  2. Layaknya merokok, sisha juga bisa memicu penyakit gangguan pernapasan. Termasuk kanker dan jantung.
  3. Dapat menyebabkan ketergantungan pada tembakau.
  4. Jika ibu hamil mengisap sisha, dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.
  5. Pipa sisha yang biasa digunakan, kemungkinan tidak dapat dibersihkan dengan benar. Hal ini menyebabkan risiko penyebaran penyakit menular.
  6. Sakitkepala

    Setiap perokok shisha akan mengalami sakit kepala setelah menikmati shisha. Karbon monoksida dari hisapan shisha dapat menyebabkan sakit kepala dan mual. Selain itu, kadar karbon monoksida yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan otak yang memicu rasa sakit di kepala dan hilangnya kesadaran.